Pages

Mahasiswa kedokteran oh...

Tidak sengaja nemu postingan ini.
Sumber: https://id.quora.com/








Tips naik gojek gratis

Sebenernya ga sengaja juga sih nyari gratisan, tapi karena keanehan saldo gopaynya tidak berkurang, jadi aku cermati tuntutannya. Dan ternyata aku naik ojek gratis. Atau sebenernya ga gratis-gratis amat sih.

Ok, lanjut ya...
1. Beli paket langganan bayar 9 ribu dapat 16 voucher Goride senilai 10 ribu.

Perhitungannya sebagai berikut:
Beli.                             9.000
Dapat 16@10.000. 160.000
                                 ------------
Untung                    151.000


2. Sebelum pesan trip, klik dulu icon voucher di ujung kanan atas aplikasi gojek untuk memastikan bahwa voucher sudah dipersiapkan untuk pembayaran trip kamu.




3. Buat trip ojek dengan tarif maksimal 10ribu.

Klo kebetulan jarak perjalanan yang perlu kamu tempuh cukup jauh, bisa kamu split ya menjadi beberapa trip (jika kamu bener-bener nyari full gratis). Ingat maksimal tarif tempuhnya 10 ribu ya.

Contohnya: dari rumah ke kantor jarak tempuhnya 7,6km tarif 18 ribu.
Saya split kelipatan 10ribu jadi 2x biar gratis total.



Nah selamat, kamu menikmati trip gratis ojek.

Semoga bermanfaat....


Terinspirasi Quantum Healing (2)



Sejak akhir Februari 2019, saya merasakan nyeri di perut bawah, yang Masya Allah membuatku setiap malam minta dipijat anak-anak karena nyerinya sampai ke pantat.
Beberapa medis, aku tempuh sebagai ikhtiar penyembuhan.

Berpegang pada kartu BPJS, akupun melangkah ke dokter rujukan.

Selain nyeri di perut bawah, nyeri juga ditelinga saat menelan. Akhirnya aku dirujuk ke dokter THT.

Dua kali kunjungan di dokter THT tidak ditemukan masalah, dirujuk ke dokter Sp.PD.

Oleh dokter spesialis penyakit dalam, aku dirontgen dan USG. Alhamdulillah hasilnya baik-baik saja. Namun keluhanku belum mereda juga.

Akhirnya dokter merujuk ke spesialis syaraf. Dirontgen, skoliosis ringan. Saya dianjurkan renang dan ditawari fisioterapi.
Alhamdulillah nyeri punggung mereda. Sedang untuk nyeri perut bawah sebelah kiri dianjurkan ke dokter kandungan.

Bismillahirrahmanirrahim... Saya temui dokter kandungan dua minggu setelahnya.

Astaghfirullah...
Hasil USG menyebutkan saya didiagnosa PID. Masih dengan rasa bingung penyakit jenis apa, saya melangkah keluar ruang konsultasi bersama suami yang selalu mendukung ku sembuh. Pikiran ku masih ga karuan saat itu.

Masih setengah percaya, saya minta dukungan suami mencari seken opininya dokter kandungan lain.

Dokter kandungan yang cantik ini penuh senyum dibalik rasa letihnya yang jelas kami baca. Wajahnya menyejukkan. Setelah USG, dokter menyampaikan bahwa ada kista coklat sebesar 3,5 cm. Ia menyampaikan dengan sangat hati-hati. Dengan sabar ia menjawab semua pertanyaan yang tiba-tiba saja mengumpul dipikiran ku. Akhirnya ia menawarkan ku pengobatan oral selama 6 bulan dan ditinjau ulang perkembangannya atau bisa operasi pengangkatan kistanya.
Meskipun penyampaian nya lembut, namun untuk pasien serapuh saya, hal tersebut tetap saja membuatku lemah.

Suami yang mendengar berita tersebut, memelukku lembut, berusaha membuat ku tegar. Akupun bersandar di dadanya, meminta dukungannya penuh.

Kesedihan itu tumpah, disepertiga malam terakhir, kucurahkan semua gundah gulana. Pasrah. Dan tertidur diatas sajadah. Aku putuskan sesuai nazarku ingin mengumrohkan Mamoh sama Mimih sebelum umurku tiada. Besok aku temui dan ijab kabulku menyerahkan hasil penjualan tanahku untuk biaya umroh mereka.

Tetap berikhtiar. Seminggu kemudian muncul keinginan kuat mencari opini dokter kandungan lain. Ya dokter yang pernah menangani persalinan ku. Dokter senior ini, sabar banget, mau menunggu ku bisa bersalin normal ketika putri pertama ku masih di kandungan.

Ku ceritakan semua gundah gulana keluhanku. Dan hasil diagnosa dokter kandungan pertama dan dokter kandungan kedua. Lalu aku di USG ulang. Dokter ini sedikit bicara. Pengalaman medisnya teruji, kode etik sangat ia jaga. Ia mempunyai diagnosa sendiri namun tidak menyangga dua diagnosa yang saya sampaikan sebelumnya. Sengaja saya tidak sampaikan siapa dokter kandungan sebelum ini. Dokterpun menuliskan resep dan menyampaikan informasi mengenai resep tersebut. Seperti nya aku hanya sakit ringan, dan aku tidak perlu panik berlebihan. Obat ini akan membantu mengatasi keluhan yang kuderita. Bersabar lah atas sakit semoga sakit ini menjadi penggugur dosa. Nyess. Adem saya dengernya. Baiklah kami pamit.

Dua Minggu berlalu, obat habis, waktunya kontrol. Aku USG lagi, oleh dokter kandungan yang berbeda karena jadwalnya dokter seniorku bergeser. Apaboleh buat. Hasil USG dokter kandungan ini menyebutkan secara gamblang tidak ada PID maupun kista coklat. Tentu saja, saya masih setengah percaya. Alhamdulillahi robbil'alamin.

Yaa Robb,
Tiada rasa syukur yang bisa hamba sampaikan untuk bisa membayarnya
Hanya sujud syukur yang bisa hamba lakukan betapa nikmat ini tiada tara.

Yaa Robb,
Betapa nikmat sehat itu sungguh sangat berharga. Apalah arti dunia ketika kita sakit, semua makanan terasa hampa

Sungguh penyakit yang telah Kau turunkan membukakan mataku, ada hak-Mu yang telah kulalaikan.
Hak disepertiga malam akhir, dalam sendu bermunajat pada-Mu.

Akhirnya, aku percaya teori Quantum Healing.

Dengan keikhlasan  dan berdana dalam jumlah yang besar penyakit insyaallah disembuhkan langsung oleh Allah. Langsung. Inilah yang tidak masuk akal manusia. Tapi itu mudah bagi Allah.

Para pakar kesehatan mengatakan kesembuhan seperti ini disebut dengan "Quantum Healing," tidak jelas mekanismenya. Ada proses yang terjadi yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu kedokteran. Saat ini, para ahli hanya bisa menjelaskan ada mekanisme psikoneuroendokrinimunologi. Mekanisme yg bermula dari kalbu/iman atau pikiran yang nantinya memengaruhi sistem persyarafan dan seterusnya memengaruhi fungsi hormonal dan sistem kekebalan tubuh dalam mencegah atau menyembuhkan suatu penyakit.

Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan...
Astaghfirullahal adhzim

Terinspirasi Quantum Healing

Mari mengenal apa itu....

*QUANTUM HEALING*

Seorang ibu usia lanjut yang kaya raya akan melakukan transplantasi/ cangkok ginjal untuk kelanjutan hidupnya.

Setelah melalui proses seleksi yang ketat ternyata satu di antara calon donor yang memenuhi syarat adalah seorang ibu muda yang miskin.

Saat tiba waktunya, kedua ibu ini harus bermalam di RS untuk  mempersiapkan operasi cangkok ginjal.

Di pagi hari yang telah ditentukan sebelum masuk ke ruang operasi, ibu kaya ingin bertemu ibu miskin yang bersedia menjadi penderma ginjal.

Namun, di depan kamar, ibu kaya mendengar ibu penderma ginjal sedang menangis. Setelah diketuk berkali-kali, pada akhirnya pintupun dibuka. Setelah memperkenalkan diri, ibu kaya bertanya, "Apa yang menyebabkan ibu menangis?"

"Saya terpaksa menjadi penderma ginjal karena saya sangat membutuhkan uang. Suami saya telah meninggal. Saya harus memelihara 3 anak saya yang masih perlu biaya untuk sekolah. Saya sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini seandainya saya punya uang," ujar ibu penderma ginjal dengan penuh harap.

Mendengar penuturan ibu penderma ginjal yang akan mendonorkan ginjalnya, ibu kaya merasa terharu. Sejenak kemudian dia berkata: "Saya sudah tua, sudah begitu banyak nikmat yang telah Tuhan berikan kepada saya. Saya pikir saya tidak perlu lagi ginjal. Kalau Tuhan menghendaki biarlah saya meninggal dengan penyakit ini. Ambillah uang itu sebagai sedekah dari saya. Untuk membiayai hidupmu dan biaya sekolah anak-anakmu. Saya ikhlas dengan penyakit ini."

Operasi akhirnya dibatalkan. Kedua ibu itu masing-masing kembali ke rumahnya.

Setelah beberapa lama kemudian, ibu kaya itu tidak lagi mengalami masalah dengan fungsi ginjalnya. Dia kembali melakukan cek ke RS dan ternyata dokter terkejut karena ginjalnya telah berfungsi dgn baik. Secara medis hal itu tidak mungkin terjadi.

Dengan keikhlasan  dan berdana dalam jumlah yang besar penyakitnya disembuhkan langsung.

Para pakar kesehatan mengatakan kesembuhan seperti ini disebut dengan "Quantum Healing," tidak jelas mekanismenya. Ada proses yang terjadi yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu kedokteran. Saat ini, para ahli hanya bisa menjelaskan ada mekanisme psikoneuroendokrinimunologi. Mekanisme yg bermula dari kalbu/iman atau pikiran yang nantinya memengaruhi sistem persyarafan dan seterusnya memengaruhi fungsi hormonal dan sistem kekebalan tubuh dalam mencegah atau menyembuhkan suatu penyakit.

Berbahagialah orang yang murah hatinya,karena mereka akan beroleh kemurahan.

The beauty of life
does not depend
on how happy you are,
but on how happy others can be
because of you...

Disadur dari sumber yang tidak diketahui WhatsApp grup

Apa yang pasien harapkan dari seorang dokter

Sungguh ketemu dokter adalah suatu hal yang tidak diharapkan. Khususnya ketemu dalam rangka konsultasi kesehatan. Sebuah kenyataan bahwa beban berat sudah ada di punggung pasien ketika mulai beranjak dari rumah. Segunduk keluhan dan pertanyaan sudah menggunung ingin segera dialirkan. Dan memang satu-satunya orang yang bisa diajak diskusi dan memberikan solusi atas masalah kesehatan adalah seorang dokter.

Sungguh seburuk apapun kondisi pasien, dalam hati terdalamnya ia hanya ingin menumpahkan segala keluhan rasa sakitnya, jadi dokter tolonglah menjadi pendengar yang baik, karena gestur anda merespon keluhan pasien sangat bernilai bagi pasien. Entah alasan hal kebenaran yang harus disampaikan, cobalah cari kata-kata yang santun dan memberi sugesti positif bagi pasien untuk sembuh.

Coba anda bayangkan ketika ke dokter anda ceritakan keluhan medis anda, lalu dilanjut pemeriksaan fisik dan pemeriksaan medis. Lalu dengan yakin dokter menjelaskan bahwa ditemukan kista coklat di ovarium tube anda sebesar 3,5cm dan anda langsung diberi dua opsi: pengobatan rutin selama 6 bulan baru ditinjau kembali atau anda ditawari operasi pengangkatan kista.

Lalu apa pengaruh nya bagi psikologis pasien. Tentu saja, ia berjalan lunglai dan merasa kacau. Menata hati yang tidak menentu.

Inilah perlunya pengalaman penyampaian informasi kepada pasien yang tetap memberikan semangat bagi pasien, motivasi dan sugesti positif.

Dokter, please
Sudahlah cukup beban mental pasien akibat penyakit yang dideritanya, jangan kau tambah-tambahi beban mental dengan respon yang semakin membuat semangat hidup pasien lumpuh.

NB: Semoga keluhan ini bisa kita ambil hikmahnya bersama-sama.
Dokter agar lebih bijak dan bersabar menghadapi pasien.
Dan pasien tidak mudah baper menanggapi respon dokter.

Untuk dokter:
Percayalah bahwa kondisi tersulit pasien sekalipun, ia tetap berharap kondisinya tidak mengkhawatirkan, berharap sugesti positif untuk sembuh.

Akhirnya, mau tidak mau nyari pendapat dokter lain yang lebih support dan empati.
Selama proses konsultasi, beliau ini sangat welcome dan mendukung saya. Empatinya luar biasa juaraa. Saya nyaman dan tidak ada rasa canggung sedikitpun. Bikin saya dan suami tersenyum lebar setelah keluar ruangan praktiknya. Bahkan jika ada keluhan atau situasi darurat beliau bersedia dihubungi.

Menurut saya pribadi, semua dokter yang memiliki kompetensi customer-oriented bintang 5 itu adalah dokter yang punya nilai jual lebih selain keahlian utama yang mereka miliki.

Well... Klo anda jadi pasien, apa yang anda harapkan dari seorang dokter?