Ketika cacian dan hinaan datang padamu, cukup ucapkan Alhamduilillah. Saat itulah, keimanan, kematangan dan kedewasaan diuji dan dapat dinilai dari respon Anda ketika dizalimi dan difitnah. Memang sangat susah dan sulit sekali kita bersikap berdiam dan bersabar apabila kita dihina, diumpat, dikeji, difitnah atau dimalukan. Namun mungkin itu adalah tindakan yang terbaik bagi diri kita.
Yakinlah dibalik itu ada rahasia Allah untuk mempermudah segala urusan kita.
Sebenarnya cacian dan hinaan yang dilemparkan itu adalah bentuk Rahmat dan Kasih Sayang Allah kepada kita. Mengapa demikian karena sesungguhnya setiap hinaan yang dilontarkan kepada kita adalah penghapus atas setiap dosa-dosa kita yang telah lalu. dan kita menjadi orang-orang yang beruntung, karena kita akan dapat mendapatkan banyak pahala-pahala secara gratis. Tapi harus dengan syarat, bahwa kita sabar dengan apa perkara yang terjadi.
Ingatlah bahwa terdapat Hikmah yang sangat besar dan bearti di balik setiap hinaan , cacian dan permaslahan yang kita hadapi. Sebenarnya Allah menghendaki kita sebagai hamba-Nya kembali kepada-Nya serta mengadu kepada-Nya karena mungkin selama ini kita semakin jauh, lalai dan lupa kepada-Nya.
Apabila kita difitnah, kita akan tidak dapat tidur malam lantaran memikirkan tentang fitnah yang dilontarkan kepada kita. Maka, kita dengan sendirinya akan bangun untuk melaksankan Shalat Qiyammul Lail, bertahajud setiap penghujung malam untuk bermohon kepada Allah agar diberi ketenangan, hidayah dan keampunan dari-Nya sepanjang hidup ini. Insya Allah, hati kita akan menjadi semakin tenang dan bahagia walaupun dikelilingi orang yang senantiasa mencari salah kita dan orang yang tidak mau memandang wajah kita. Tapi YAKINLAH Allah akan memuliakan Wajah kita dan menempatkan kita sebagai hamba-Nya yang Sabar dan bertaqwa.
Allah pertemukan kita dengan sahabat yang mulia hatinya, sahabat membantu kita keluar dari keterpurukan, bahkan pasangan dan anak-anak yang memahami dan menyayangi kita dengan sepenuh hati dan cintanya.Sebenarnya cacian dan hinaan yang dilemparkan itu adalah bentuk Rahmat dan Kasih Sayang Allah kepada kita. Mengapa demikian karena sesungguhnya setiap hinaan yang dilontarkan kepada kita adalah penghapus atas setiap dosa-dosa kita yang telah lalu. dan kita menjadi orang-orang yang beruntung, karena kita akan dapat mendapatkan banyak pahala-pahala secara gratis. Tapi harus dengan syarat, bahwa kita sabar dengan apa perkara yang terjadi.
Ingatlah bahwa terdapat Hikmah yang sangat besar dan bearti di balik setiap hinaan , cacian dan permaslahan yang kita hadapi. Sebenarnya Allah menghendaki kita sebagai hamba-Nya kembali kepada-Nya serta mengadu kepada-Nya karena mungkin selama ini kita semakin jauh, lalai dan lupa kepada-Nya.
Apabila kita difitnah, kita akan tidak dapat tidur malam lantaran memikirkan tentang fitnah yang dilontarkan kepada kita. Maka, kita dengan sendirinya akan bangun untuk melaksankan Shalat Qiyammul Lail, bertahajud setiap penghujung malam untuk bermohon kepada Allah agar diberi ketenangan, hidayah dan keampunan dari-Nya sepanjang hidup ini. Insya Allah, hati kita akan menjadi semakin tenang dan bahagia walaupun dikelilingi orang yang senantiasa mencari salah kita dan orang yang tidak mau memandang wajah kita. Tapi YAKINLAH Allah akan memuliakan Wajah kita dan menempatkan kita sebagai hamba-Nya yang Sabar dan bertaqwa.
Dan Juga yakinlah disaat itu Kita akan menemui dan dapat menilai siapa sahabat kita yang sebenar dan siapa musuh kita karena Allah akan membuka hati kita untuk melihat dan berpikir lebih jernih.
Jangan pernah berpikir untuk membalas dendam. Jika kebencian itu menyeruak segera alihkan, pikirkan hal yang positif bahwa kamu sedang diuji sabar oleh Allah, kamu sedang diuji untuk ikhlas, dan kamu yakin bahwa skenario Allah selalu indah. Walaupun kita merasakan sakit namun akan selalu ada kebaikan-kebaikan yang Allah siapkan untuk kita. Hilangkan kebencian dan keinginan untuk membalas karena Allah yang akan membalasnya, Allah Maha Adil. Tidak ada satu hal pun yang lepas dari pantauanNya. Tidak ada satu kejahatan pun atau perbuatan buruk apapun yang tidak akan dibalas oleh-Nya.
Jika kita difitnah oleh orang lain dan didzholimi, maka adukan dan pasrahkan kepada Allah. Jangan kotori hati dan jiwa kita untuk balas dendam atau menyimpan kebencian, amarah dan sakit hati. Ikhlaskan semuanya kepada Allah. Jadikan ALLAH, satu satunya penolong dan pelindung. Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, “Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.”
Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. Memang sebuah kewajaran bila seseorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya. Dan dibolehkan seseorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya. Namun alangkah mulia dan baik akibatnya bila dia memaafkannya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40)
Memaafkan kesalahan orang acapkali dianggap sebagai sikap lemah dan bentuk kehinaan, padahal justru sebaliknya. Bila orang membalas kejahatan yang dilakukan seseorang kepadanya, maka sejatinya di mata manusia tidak ada keutamaannya. Tapi di kala dia memaafkan padahal mampu untuk membalasnya, maka dia mulia di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala dan manusia.
Jika kita didzolimi orang lain, bersabarlah-tegaslah membentuk hubungan yang baik, jauhi orang yang berperangai buruk dan bersamalah orang yang baik agar bisa selalu tolong menolong dalam kebaikan-hilangkan amarah, kebencian dan dendam-janganlah membalas dengan keburukan dan maafkanlah mereka dengan setulus-tulusnya maaf dan hanya kepada Allah-lah sebaik-baik penolong dan pelindung bagi kita.
http://nazahraamani.blogspot.co.id/2016/01/ketika-dizalimi-atau-difitnah-4.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar