Pesan Rasulullah SAW kepada Muadz ketika akan mengutusnya untuk berdakwah ke Negeri Yaman : “Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).
Di tangan mereka, doa lebih tajam dari pedang dan lebih hebat dari pasukan bersenjata. Karena jika sudah keluar dari mulut, ia akan berjalan menuju langit. Segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan diijabahi Sang Maha kuasa. Kedahsyatnya do’a orang yang terdzolimi tersebut digambarkan dalam sebuah atsar yang kejadiannya terjadi pada jaman Khalifah Umar bin Khattab, dimana nasib naas langsung dialami orang yang mendzolimi sama persis seperti bunyi do’a orang yang didzoliminya tersebut.
Saat itu orang yang didzolimi berdo’a bahwa kebenaran ada pada diri dia (orang yang terdzolimi), maka orang yang mendzolimi itu akan menjadi buta dan mati ditanah yang telah digugatnya sebagai tanah milik orang yang mendzolimi tersebut. Maka benarlah tak lama setelah do’a tersebut keluar dari mulut orang yang terdzolimi, orang yang mendzolimi menjadi buta, lalu jatuh terperosok ke dalam lubang pada tanah yang telah diserobotnya.
Kejadian nyata yang terjadi atas kedahsyatan do’a orang-orang yang terdzolimi, bisa jadi salah satunya diri kita sendiri yang pernah mengalaminya.
Saya pribadi pernah mengalaminya, saat itu saya sedang puasa sunah Kamis, datang seseorang yang tiba-tiba marah-marah dan memfitnah saya, saat kejadiannya terjadi saya hampir tidak percaya pada apa yang terjadi setelah saya panjatkan : “Ya Allah, Ya Rohman, Ya Rahim, Demi puasa hamba, hamba yang lemah dan terdholimi, Ampunilah ia yang mendholimiku atas ketidaktahuannya, Engkau Maha Tahu, maka tunjukkanlah keadilanMU atas ketidakadilan yang hamba dapatkan saat ini”.
Subhanallah, saat kejadian itu, lisan ini tidak bisa lepas beristighfar, dan beradzam tidak akan lagi berdo’a apapun atas kejadian pahit yang hadapi, cukuplah tangis dalam hati untuk mengikis luka yang saya rasakan. Terngiang kisah tersebut, saya lebih berhati-hati dalam berdoa ketika dalam keadaan terdholimi, lebih baik kita pilah doa – doa kebajikan,
“Ya Allah, Ya Rohman, Ya Rahim, masukkanlah hamba ke dalam golongan orang-orang yang bersabar dan tawakal. Pertemukanlah kami kepada junjungan kami Rasulullah SAW di surga-Mu kelak. Dan limpahilah kami keselamatan kehidupan dunia dan akhirat, lapangkan dan berkahilah kehidupan hamba, mudahkanlah penghidupan hamba, dan ampunilah mereka yang telah mendholimi kami, dan tunjukilah kami kepada jalan yang lurus. Aamiin. "
Selanjutnya bila kita menemui orang-orang yang sedang didzolimi/ mengalami nasib sebagai orang yang terdzolimi, ringankanlah tangan kita semampu yang kita bisa untuk membantu menolong orang yang sedang ditimpa kemalangan tersebut.
Karena biasanya pada saat orang yang sedang dalam kesempitan itu mendapat pertolongan, akan keluar do’a-doa yang baik untuk orang yang menolongnya yang dilakukannya dengan sepenuh hati dan tulus .. Bisa jadi juga, kalau saat itu kita sedang mempunyai hajat besar, mintalah kepada orang itu untuk mendo’akan apa yang sedang kita hajatkan saat itu.
Namun, yang lebih penting lagi saat kita hendak memberikan pertolongkan, luruskan niat, pertolongan yang akan kita lakukan itu adalah sebagai ibadah kepada Allah SWT, tanpa ada pamrih, sedang yang saya sebutkan diatas adalah kelaziman yang umumnya terjadi pada masyarakat kita .., Karena Allah SWT menganjurkan kita untuk selalu berbuat baik sebagaimana firman-NYA : .. “Berbuat baiklah kamu kepada orang lain, sebagaimana ALLAH SWT telah banyak berbuat baik kepadamu”. (QS. Al Qashash :77)
Wallahu a'lam bishshawab,
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci.
Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar