Sejak akhir Februari 2019, saya merasakan nyeri di perut bawah, yang Masya Allah membuatku setiap malam minta dipijat anak-anak karena nyerinya sampai ke pantat.
Beberapa medis, aku tempuh sebagai ikhtiar penyembuhan.
Berpegang pada kartu BPJS, akupun melangkah ke dokter rujukan.
Selain nyeri di perut bawah, nyeri juga ditelinga saat menelan. Akhirnya aku dirujuk ke dokter THT.
Dua kali kunjungan di dokter THT tidak ditemukan masalah, dirujuk ke dokter Sp.PD.
Oleh dokter spesialis penyakit dalam, aku dirontgen dan USG. Alhamdulillah hasilnya baik-baik saja. Namun keluhanku belum mereda juga.
Akhirnya dokter merujuk ke spesialis syaraf. Dirontgen, skoliosis ringan. Saya dianjurkan renang dan ditawari fisioterapi.
Alhamdulillah nyeri punggung mereda. Sedang untuk nyeri perut bawah sebelah kiri dianjurkan ke dokter kandungan.
Bismillahirrahmanirrahim... Saya temui dokter kandungan dua minggu setelahnya.
Astaghfirullah...
Hasil USG menyebutkan saya didiagnosa PID. Masih dengan rasa bingung penyakit jenis apa, saya melangkah keluar ruang konsultasi bersama suami yang selalu mendukung ku sembuh. Pikiran ku masih ga karuan saat itu.
Masih setengah percaya, saya minta dukungan suami mencari seken opininya dokter kandungan lain.
Dokter kandungan yang cantik ini penuh senyum dibalik rasa letihnya yang jelas kami baca. Wajahnya menyejukkan. Setelah USG, dokter menyampaikan bahwa ada kista coklat sebesar 3,5 cm. Ia menyampaikan dengan sangat hati-hati. Dengan sabar ia menjawab semua pertanyaan yang tiba-tiba saja mengumpul dipikiran ku. Akhirnya ia menawarkan ku pengobatan oral selama 6 bulan dan ditinjau ulang perkembangannya atau bisa operasi pengangkatan kistanya.
Meskipun penyampaian nya lembut, namun untuk pasien serapuh saya, hal tersebut tetap saja membuatku lemah.
Suami yang mendengar berita tersebut, memelukku lembut, berusaha membuat ku tegar. Akupun bersandar di dadanya, meminta dukungannya penuh.
Kesedihan itu tumpah, disepertiga malam terakhir, kucurahkan semua gundah gulana. Pasrah. Dan tertidur diatas sajadah. Aku putuskan sesuai nazarku ingin mengumrohkan Mamoh sama Mimih sebelum umurku tiada. Besok aku temui dan ijab kabulku menyerahkan hasil penjualan tanahku untuk biaya umroh mereka.
Tetap berikhtiar. Seminggu kemudian muncul keinginan kuat mencari opini dokter kandungan lain. Ya dokter yang pernah menangani persalinan ku. Dokter senior ini, sabar banget, mau menunggu ku bisa bersalin normal ketika putri pertama ku masih di kandungan.
Ku ceritakan semua gundah gulana keluhanku. Dan hasil diagnosa dokter kandungan pertama dan dokter kandungan kedua. Lalu aku di USG ulang. Dokter ini sedikit bicara. Pengalaman medisnya teruji, kode etik sangat ia jaga. Ia mempunyai diagnosa sendiri namun tidak menyangga dua diagnosa yang saya sampaikan sebelumnya. Sengaja saya tidak sampaikan siapa dokter kandungan sebelum ini. Dokterpun menuliskan resep dan menyampaikan informasi mengenai resep tersebut. Seperti nya aku hanya sakit ringan, dan aku tidak perlu panik berlebihan. Obat ini akan membantu mengatasi keluhan yang kuderita. Bersabar lah atas sakit semoga sakit ini menjadi penggugur dosa. Nyess. Adem saya dengernya. Baiklah kami pamit.
Dua Minggu berlalu, obat habis, waktunya kontrol. Aku USG lagi, oleh dokter kandungan yang berbeda karena jadwalnya dokter seniorku bergeser. Apaboleh buat. Hasil USG dokter kandungan ini menyebutkan secara gamblang tidak ada PID maupun kista coklat. Tentu saja, saya masih setengah percaya. Alhamdulillahi robbil'alamin.
Yaa Robb,
Tiada rasa syukur yang bisa hamba sampaikan untuk bisa membayarnya
Hanya sujud syukur yang bisa hamba lakukan betapa nikmat ini tiada tara.
Yaa Robb,
Betapa nikmat sehat itu sungguh sangat berharga. Apalah arti dunia ketika kita sakit, semua makanan terasa hampa
Sungguh penyakit yang telah Kau turunkan membukakan mataku, ada hak-Mu yang telah kulalaikan.
Hak disepertiga malam akhir, dalam sendu bermunajat pada-Mu.
Akhirnya, aku percaya teori Quantum Healing.
Dengan keikhlasan dan berdana dalam jumlah yang besar penyakit insyaallah disembuhkan langsung oleh Allah. Langsung. Inilah yang tidak masuk akal manusia. Tapi itu mudah bagi Allah.
Para pakar kesehatan mengatakan kesembuhan seperti ini disebut dengan "Quantum Healing," tidak jelas mekanismenya. Ada proses yang terjadi yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu kedokteran. Saat ini, para ahli hanya bisa menjelaskan ada mekanisme psikoneuroendokrinimunologi. Mekanisme yg bermula dari kalbu/iman atau pikiran yang nantinya memengaruhi sistem persyarafan dan seterusnya memengaruhi fungsi hormonal dan sistem kekebalan tubuh dalam mencegah atau menyembuhkan suatu penyakit.
Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan...
Astaghfirullahal adhzim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar