Bahasan tentang asuransi sebenernya bukan hal yang enak didengar. Semenjak dibangku kuliah dulu klo denger bau-bau asuransi dah bikin mual dan pusing, lebih baik tumpuk buku dimeja dan lipat kedua tangan diatasnya, rebahkan kepala diatasnya jangan lupa cari posisi di pojok kelas. Mantap. Ih, serem banget ya dengernya, hahaha... Padahal yang kami pelajari adalah manajemen asuransi dan akuntansi asuransi. Ga demen aja, namanya disebut.... Iih....
Sejak kecil keluarga ku tidak pernah diajarkan untuk berperan serta dengan asuransi kesehatan. Bagi kami saat itu menjaga kesehatan adalah penting. Dimana kebersihan adalah sebagian dari iman. Dan dari kebersihan lahirlah badan yang sehat. Its enough. Sisa uang gunakan sebaik-baiknya untuk investasi. Yes, investasi... I like it. Aku gemar banget nabung di celengan, dan bila jumlahnya cukup, aku investasikan ke perhiasan emas. Ya, yang tergambar saat itu emas adalah investasi. Padahal ga hobi juga majang-majang emas baik itu cincin, gelang, anting dan kalung. Alhasil cuma disimpan aja di kotak perhiasan, untuk dilihat sewaktu-waktu sekedar obat semangat mengingatkan perjuangku untuk meraih semuanya.
Tahun 2003 waktu kuliah tingkat 3, kala itu biiznillah saya terkapar karena DBD + gejala tipes di RS.DR.OEN Surakarta (RS.dr.Oen Kandang Sapi Surakarta, nostalgia 16 tahun silam)
Wow... Ketika jauh dari keluarga, ekonomi masih kembang kempis (baca: mahasiswa) dan harus menghadapi hal seperti ini adalah perjuangan yang luar biasa. Malam-malam teman-teman Kost Wisma Herdita mengantarkan ke rumah sakit, dibelakang ku mereka rembukan tentang biaya uang muka rumah sakit, biaya pesan taxi. Mereka patungan, dan sama sekali tidak berdiskusi dihadapan ku. They are my hero's.
Satu hal yang membuatku terkesan adalah rumah sakit ini sama sekali tidak meminta uang jaminan seperti yang teman-teman ku duga. Saat itu hanya meninggalkan KTP dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) pasien. Dan pelayanan mereka benar-benar paripurna. Aku bener-bener homy. Perawat yang santun, dokter yang baik hati, dan teman-teman yang supportif membuatku betah disini. Oh, no.... Aku harus cepat sembuh, inget darimana aku harus bayar semua tagihan rawat inap ini. Bismillahirrahmanirrahim.. Aku harus cepat sembuh, tekad ku saat itu.
Akhirnya aku beranikan diri menghubungi ibuku, mengabarkan hal ini (tepatnya biaya rawat inap, ga tega banget sebenernya).
Yaa Allah, kenapa aku terus merepotkan orang tua disisa-sisa usia mereka. Tak terasa mutiara bening mengalir saat ku pejamkan mata. Pedih klo inget ini.
Akhirnya ibuku datang dari Cirebon dengan kereta. Menyelesaikan administrasi dan menjemput ku pulang. Kelelahan tidak bisa ditutupi, namun ia tampak selalu tersenyum dihadapan ku. Wanita yang sempurna. Akupun membalas senyuman nya, meskipun terasa perih.
Waktu berlalu, lulus tahun 2004 aku coba peruntungan di PNS Pemkab Cirebon. Alhamdulillah diterima. Aktif tahun 2005, sebagai PNS, sejak itu otomatis mau tidak mau sebagian dari gaji dipotong premi asuransi kesehatan (ASKES). Klo boleh milih ga minat sebenernya. Hahaha... Ups... Astaghfirullahal 'adhim...
(Yaa Allah ampuni hamba yang dulu sombong ini)
Ya iyalah... Dapat cerita horor dari senior-senior yang punya kartu Askes ga pernah pake juga tu kartu. Trus buat apa coba, mubazir banget kan? Dosa... Perbuatan mubazir itu berlangsung bertahun-tahun. Belajar ikhlas ngebuang uang yang bagiku setiap rupiahnya begitu berharga (duh anak ekonomi gitu lho, rumus utama adalah dengan pengorbanan sedikit mendapatkan hasil yang maksimal, lha klo terus menerus berkorban mending kurban kambing tuk hari raya lebaran hàji. Hati ini sesak kala itu).
Aku coba berpikir positif, iuran yang ga seberapa itu aku coba ikhlaskan, berharap bisa bermanfaat bagi mereka yang lebih membutuhkan pelayanan kesehatan secara murah bahkan gratis untuk mereka yang tidak mampu.
Hikmahnya, Alhamdulillah hati ini lega, (udah ga pernah lagi ngitung-ngitung berapa total premi Askes yang sudah saya bayar selama beberapa tahun, sampai segitunya lho saya, hahaha....).
Yaa Allah berkahilah kami dengan nikmat sehat, nikmat iman dan nikmat Islam. Aamiin.
2008... Saya melahirkan anak pertama, di RSIA Muhamadiyah ditangani oleh dr.Dadang,Sp.OG. Sekedar info total biaya keluar sekitar 1.100.000. Rumah Sakit ini tidak menerima ASKES (sudah kuduga dan tidak merasa aneh). Kami bayar cash. Sempat terpikir untuk membuat surat terbuka, sebenarnya fungsi kartu kuning ini apa sih? Rekan-rekan PNS aja (yang dekat dengan saya) ogah pake kartu sakti ini (sakti apanya???) milih ga sakit daripada pake ini kartu (ya iya lah, sapa yang mo sakit???), atau bila pun kepepet mending bayar cash dibanding ribetnya administrasi ASKES yang tidak setara dengan ekspektasi.
Pikiran ku masih remang-remang kalo dapat cerita ini. Aku masih berharap pemerintah dimasa depan bisa memperbaiki mekanisme ini sehingga premi asuransi kesehatan yang terpotong otomatis dari gaji kami para PNS bisa maslahat bagi kami.
Setelah persalinan itu kami dapat informasi, biaya persalinan normal bisa diklaim Askes untuk dapat uang ganti pertanggungan sebesar 350.000 untuk persalinan normal, 600 ribu untuk operasi Cesar. Ok, rejeki diterima 350 ribu lumayan buat beli popok. Alhamdulillah... Ternyata berguna juga kartu kuning ini (dulu kartu Askes warnanya kuning).
2011 lahiran anak kedua, persalinan normal. Alhamdulillah... Pas juga ada program pemerintah Jampersal. Jaminan persalinan. Dengan menunjukkan Kartu kuning dapat free, bermanfaat ternyata, hihihi...
2019... Februari akhir, ga tau kenapa flu pilek dah seminggu lebih belum juga reda. Secara biasanya kena flu pilek 3-7 hari pasti sembuh sendiri. Akhirnya kutunggu seminggu lagi, optimis sembuh dengan banyak makan buah-buahan, sayuran dan berjemur di pagi hari. Anehnya tiap kali berjemur gejalanya mereda, namun setelah nya kembali mengganjal di tenggorokan.
Karena punya sodara (alumni FK-UNS yang senior yang sudah seperti bude sendiri, kucoba minta advice). Done. Dapat resep amox 3x1, dexa 0,75 mg 3x1, bisolvon 3x1, vit C 500 mg 1x1. Jangan makan es, jangan makan gorengan, banyak makan sayur dan buah, berjemur pagi. Ok.
Alhamdulillah reda...
Tapi begitu obat abis, mulai lagi gejala menyerang. Bude menganjurkan ke puskesmas minta rujukan ke THT. Ok. Manut aku.
Datanglah aku ke Puskesmas (ini pertama kali datang ke Puskesmas, bukan untuk kegiatan kedinasan) minta rujukan ke dokter THT di fasilitas kesehatan lanjutan.
Disinilah pengalaman berharga itu dimulai. Yaa, aku bener-bener ngerasain manfaatnya asuransi kesehatan. Aku pilih RS.Mitra Plumbon karena searah dan terdekat dari rumah ke kantor.
Ditangani dr.Kenny,Sp.THT-KL (Singkatan apa pula itu ya??). Meskipun mahal senyum, dokter ini tipe human yang serius pada pekerjaan. Dia lebih sibuk dengan kertas dan hasil medis. Jarang banget menampilkan senyum pada pasiennya. Seakan menyampaikan bahwa tiada waktu untuk memandang pasien. Hadeh, ada ya dokter kayak gini. Pasien bener-bener diperlakukan seperti patung tak bernyawa. #eeh... Maaf pak itu kesan pertama saya. Tapi saya bisa merasakan bahwa hatimu tulus, memberikan pengobatan medis terbaik untuk pasien. Bahkan pernah, aku datang pas kartu kontrol nya besok Senin, sementara hari itu Sabtu dan keluhan nyeri telinga mendesakku kesini. Melalui suster ia menerimaku. Sungguh diluar dugaanku. "Klo Ibu menunggu Senin, mungkin ibu ga bisa tidur karena kepikiran rasa sakitnya. Biar saya periksa, mudah-mudahan tidak ada apa-apa." Masya Allah. Maafkan saya yang sudah berburuk sangka ya pak. Meskipun tanpa diiringi senyum, tapi kalimat itu terdengar tulus ditelingaku. Dan kalimat selanjutnya membuatku adem "Ibu baik-baik saja ibu senyum sekali lagi ya". Eh si dokter. Makasih dok.
Kepada dokter THT kututurkan keluhan ku, setiap kali nelen rasa nyeri di tenggorokan, dan nendang ke telinga. Wow... Nendangnya itu lho bikin ga tahan... Meleleh air mata ini klo pas nelen...
Bukannya menikmati makanan malah merintih.... Nikmat bener rasa sakit ini, semoga jadi penggugur dosa-dosa hamba... Alhamdulillah ternyata diberi sakit itu membuat kita sadar bahwa nikmat sehat itu sangat berharga.
Kunjungan 1, 2, 3..... ga kerasa sampe kunjungan 6 akhirnya berlalu.
Selanjutnya dirujuk ke spesialis penyakit dalam dengan diagnosa LPR (apaan ya???).
Ditangani dr.Bungsu,Sp.PD. Sekarang sudah kunjungan ke-2 ( Juni 2019).
Anyway, dari dongeng ga penting ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk peningkatan pelayanan BPJS yang sudah banyak kemajuan. Sehingga bisa maslahat bagi masyarakat dan juga ASN (PNS). Kami tidak lagi ragu memperlihatkan kartu hijau (sekarang Askes menjadi BPJS kartunya warna hijau) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Semoga kartu ini tidak sering-sering kami pakai, maksudnya kami para PNS senantiasa sehat, sehingga premi kami bisa maslahat untuk masyarakat yang lebih membutuhkan.
Terimakasih bude dr.Cut Intan, bidan Yuli puskesmas Plumbon, dr.Kenny,Sp.THT-KL, dr.Bungsu,Sp.PD, dr.Yuki Mulyani,Sp.Rad, dr.Maryadi,Sp.Rad, dan tim medis di RS.Mitra Plumbon yang maaf tidak saya sebutkan satu-persatu (belum sempat berkenalan).
Terima kasih dr.Dadang,Sp.OG dan tim medis RSIA Muhamadiyah Cirebon.
Terima kasih kepada dokter dan tim medis RS.dr.Oen Kandang Sapi Surakarta. Serta teman-teman senasib dan seperjuangan, semoga Allah pertemukan kita di jannah-Nya. Aamiin.
Note yang ingin saya sampaikan, bahwa kesehatan adalah investasi yang sangat berharga, ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
1. Sehat sebelum sakit2. Luang sebelum sempit
3. Kaya sebelum miskin
4. Muda sebelum tua
5. Hidup sebelum mati
Jadikan hidupmu bekal akhiratmu.
Sisihkan rizkimu untuk asuransi kesehatan, sebagai ikhtiar kita memelihara kesehatan yang telah Allah anugerah kepada kita.
Sesungguhnya muslim yang kuat lebih dicintai Allah dibanding yang lemah.
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.
Wallahu'alam bishawab.
Note:
Ini adalah opini pribadi saya, boleh jadi anda berbeda pendapat dengan saya.
Apabila anda ingin berkomentar, mohon disampaikan dengan santun.
Terima kasih telah mendengarkan eh salah membaca tulisan saya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar