Jatuh dari Tangga, Hikmah dan Waspada

Bismillahirrahmanirrahim....

Dear my friends,

Sabtu, 4 Agustus 2018, kukerjakan rutinitas biasa, bersih-bersih rumah termasuk cuci-cuci selagi libur weekend. Malang tak bisa diduga, hari itu saya kepleset  turun dari tangga usai jemur cucian di atas dak. Posisinya keduduk dari tangga atas sampe tangga bawah. Mantap banget. Astaghfirullah. Jedug... jedug... Saat itu sih ga kerasa sakit. Dan saya merasa baik-baik aja. Sempet minta diliatin ayah apakah ada yang berdarah. Baik-baik saja. Tidak ada luka berdarah juga. Alhamdulillah... Eh malamnya... Muncul lebam-lebam hitam keunguan. Tenanglah... aku udah biasa mengatasi hal ini, hiburku. Ini bukan masalah besar. Segera saya uleg kencur dicampur minyak tawon, saya balur disekitar luka-luka lebam. Beberapa jam saja bengkak dan lebamnya terasa mereda, sampai sekitar 5 hari baru bekasnya hilang. Alhamdulillah.

Tidak terpikir olehku beberapa bulan kemudian ini akan menjadi masalah kesehatan. Saat ini saya harus menjalani fisioterapi akibat rasa nyeri di panggul sampai dengan tulang belakang. Nyeri yang awalnya tidak saya duga karena kejadian hampir setahun sebelumnya.

Lewat dokter spesialis penyakit dalam dirujuk ke dokter spesialis fisioterapi. Dan sayapun menjalani fisioterapi 2 kali dalam seminggu.

Semuanya insyaallah saya jalani dengan ikhlas. Karena saya yakin, tiada Allah turunkan penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Saya juga yakin, dibalik semua masalah insyaallah selalu ada hikmah yang bisa kita petik.

Sabtu, 22 Juni 2019 saat kontrol, dokter spesialis penyakit memberi saya resep GABEXAL, obat dalam untuk membantu pemulihan saraf kejepit akibat kejadian tersebut.



Senin, 24 Juni 2019. Hari pertama saya konsumsi resep baru dari dokter.  Namun tiada dinyana, Gabexal ini dalam,  2 hari konsumsi membuat saya hilang konsentrasi, hilang keseimbangan, rasa kaki melayang tidak menapak di bumi dan jalan sempoyongan. Masih berpikir positif kena dehidrasi, kekurangan cairan, segera saya ambil air minum kemasan dan meneguknya perlahan. Di kendaraan dinas, rasa kantuk tiada bisa tertàhan. Saya pun tertidur (tidur yang bukan karena menikmati nyamannya kemudi mobil bak bayi kecil yang terbuai dialam mimpi karena ayunan yang lembut). Sungguh. Saya kenal benar siapa yang mengemudikan mobil dan saya adalah penumpang yang sangat sensitif terhadap guncangan kemudi. Soo, saya sadar stamina saya sedang bermasalah.

Rabu, 26 Juni 2019 saya konsulkan hal ini lewat japri ke dokter. Gabexal distop dulu. Ok. Mulai hari ke-3 saya stop. Namun efeknya rupanya masih tersisa. Keseimbangan ku belum pulih benar.

Hari Jumat, 28 Juni 2019 saya terpaksa dibawa ke IGD Rumah Sakit terdekat untuk pertolongan pertama. Setelah disuntik obat penenang dan Behastine (anti vertigo) perlahan keseimbangan ku pilih. Sempat ambil sampel darah juga untuk tes DB dan DM. Alhamdulillah negatif. Lega....

Meninggalkan anak-anak di rumah tanpa penjagaan membuat kami harus segera membuat keputusan segera pulang. Kami dibekali resep untuk mengatasi vertigo selama 3 hari. Kami diperkenankan pulang.

Note:
Jangan anggap remeh ketika jatuh dan terkena benturan keras. Karena bisa jadi efeknya baru akan terasa di tahun-tahun berikutnya

Selalu lah berdoa mohon perlindungan dan keselamatan dalam keseharian kita. Karena tiadalah sebaik-baiknya pelindung selain Allah Azza wa Jalla (Allah Maha Perkasa lagi Maha Agung).

Di antara do’a yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sering baca yaitu dalam memohon penjagaan dari Allah pada seluruh sisi kehidupan :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي
“Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku.”

Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ‘Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barang siapa yang mengatakan
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat). Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, niscaya tidak akan ada sesuatu pun yang memudharatkannya” (HR. Abu Daud: 5088, dan Tirmidzi: 3388)3


Wallahu a'lam bish shawab. (Allah Maha Mengetahui yang sebenarnya).