Hidup minimalis ala saya

Saya sering terobsesi terhadap hal-hal yang saya senangi. Namun ketika sudah bosan, saya ganti terobsesi terhadap hal lain, dan obsesi yang lama dilupakan begitu saja. Pada akhirnya saya merasa bahwa tindakan ini terkesan berlebihan, di sisi lain uang yg saya keluarkan untuk memenuhi obsesi saya tidaklah sedikit.

Sadar akan hal ini, saya memutuskan untuk mulai mengerem dan belajar memulai hidup minimalis dan tertata.

Kiat-kiat yg saya lakukan untuk hidup minimalis dan tertata:

Menggunakan produk sampai tetes terakhir
Berawal dari menjadi anak kos dan jauh dari orang tua, dengan finansial yang terbatas. Muncul ide menggunakan produk sampai tetes terakhir.
menggunakan minyak goreng sampai tetes terakhir 

Memakai Toner tanpa kapas
Awalnya agak aneh, tapi ternyata ini ide yang bagus. Toner saya masukkan ke botol spray yang telah dibersihkan. 
Lebih praktis tanpa kapas, cukup semprot  toner ke wajah, lalu tepuk-tepuk pakai telapak tangan. Lumayan bisa mengurangi penggunaan kapas serta mengurangi residu toner yang tertinggal di dalam kapas.

Memanfaatkan halaman kertas tulis yang tidak terpakai.
Selalu merobek dan mengumpulkan kertas kosong di bagian belakang buku anak saat naik kelas. Sebenarnya saya sudah membiasakan kegiatan ini sejak SD namun ketika saya tularkan ke anak-anak mereka menilai hal ini sia-sia karena mengurangi keinginan mereka membeli buku oret-oretan (note) baru.


Membeli ATK / Brushpen set secukupnya saja
Saya menyesal telah terbawa nafsu membeli alat tulis kantor berlebihan. 
Saya harus bertanggung jawab untuk menghabiskan semua yang saya beli akibat obsesi, dibuang atau donasikan untuk yang membutuhkan.
Saya geleng-geleng kepala melihat ATK anak-anak yang sudah enggan disentuh karena bosan. (Yang dikaleng-kaleng itu pensil warna dan koleksi warna crayon)

Sandang yang jarang dipakai, saya modifikasi menjadi model baru agar tidak bosan dipakai.
Baju yang sudah tidak saya pakai atau sulit dipadu padankan saya serahkan ke adik atau saudara. 

Berhenti pakai tip ex cair, beralih ke label
Cukup menutup bagian yang salah dan selesai. Lebih simple karena tidak perlu menunggu kering, sampah yang dihasilkan pun berupa kertas kuning mudah terurai dibanding botol tip ex, bagian belakang juga bisa dibuat oret2 soal, serta harganya terjangkau. Atau saya kadang memakai tipe ex model roll pita.

Berusaha tidak coba-coba skincare baru, tapi cukup repurchase
Pernah coba skincare baru dan berakhir dengan alergi, membuat saya merasa cukup dengan basic skincare yang sudah saya pakai. 

Mengurangi penggunaan tisu
Hanya menggunakan tisu travel pack untuk bepergian, dirumah cukup pakai lap atau handuk untuk mengelap wajah.

Membeli baju, sepatu / sandal / tas sesuai fungsi dan kebutuhan.
Saya mulai membatasi belanja lapar mata karena cuci mata di mall.

Memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan

Saya sudah menjadikan agenda rutin bersama keluarga mengunjungi perpustakaan tiap bulan, memenuhi haus ilmu.

Mengatur pakaian dilemari dengan konsep KONMARI (MARI KONDO)
Dengan konsep ini pakaian terlihat lebih rapih dan terorganisir.

Memanfaatkan air bekas wudu
Air bekas wudu ditadah di ember lalu digunakan untuk siram tanaman.

Memanfaatkan air tetesan jemuran

Saya meletakan tanaman dibawah jemuran baju, sehingga setiap tetesannya menyirami tanaman.


Mengatur keuangan

Saya punya plot-plot sendiri untuk menyimpan uang misal :

  • semua take home pay diperuntukan untuk membayar tagihan-tagihan wajib dan kebutuhan yaitu : tagihan listrik, telepon, air, sampah, SPP anak-anak, uang saku anak, BBM
  • Belanja bulanan sesuai kebutuhan
  • Tabungan 
  • Cadangan (dana tak terduga)
Itulah hidup minimalis ala saya. KLO kamu gimana?

Tidak ada komentar: