Ketika Dizalimi dan Difitnah (Sebuah Renungan)

Image result for dianiaya


Mitosnya siapa saja orang yang tidak berani membalas sakit hati adalah pengecut.
Sakit hati perlu dibalas. Gigi diganti gigi. Sakit hati dibalas dengan sakit hati, 
Adalah keliru, mengatakan orang yang tidak membalas sakit hati adalah pengecut. Menahan diri dari upaya membalas rasa sakit hati bukanlah tindakan pengecut.
Lebih dari itu, bersabar dan tidak menyakiti orang yang menyakiti adalah kematangan hati dan jiwa.
Pengecut adalah ketika disakiti, lalu ia menyimpan sakit, kecewa, sedih dan berputus asa karena tidak dapat berbuat apa – apa dan membalasnya serta tidak tidak kuat menahan rasa sakit dengan keikhlasan dan kesabaran.
Inilah yang disebut sebagai pengecut. Orang yang pengecut biasanya lari daripada tanggungjawab terhadap diri sendiri.
Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa dendam muncul dalam diri kita?
Adakah dendam perlu dibalas?
Sekiranya dendam tidak terbalas, apa yang terjadi?
Dendam bermula daripada rasa sakit hati.
Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh dalam hati, sehingga merusak hati kita sedikit demi sedikit.
Akibat menyimpan dendam, kita mengalami tekanan berpanjangan”
Ada orang menderita stroke juga sakit jantung disebabkan oleh sakit hati.
Semua itu disebabkan hatinya dikuasai dendam, tetapi dia tidak dapat melampiaskan dendamnya itu.
Dendam dihati bukan hanya menyebabkan sakit hati, bahkan menggerogoti kesehatannya.
Dalam dendam memang selalu ada kebencian, marah, kecewa, putus asa, dan hampa karena dendam itu tidak terbalas.
Adakah waktu dapat menguraikan dendam?
Ya. Tetapi bergantung pada orang yang memiliki dendam itu sendiri.
Apabila hati tidak segera dibebaskan dari rasa dendam, sakitnya tetap terasa walaupun waktu berubah.
Apabila orang berbuat jahat kepada kita, kita boleh mengambil jalan dengan urutan cara berikut:
  • Kita tidak membalas
  • Kita balas dengan cara setimpal
  • Kita bersabar dengan keburukan yang dilakukan oleh orang kepada kita
Salah satu akhlak Islam adalah apabila orang lain memperlakukan kita dengan buruk, kita membalasnya dengan berbuat baik, tidak dengan keburukan juga.
Namun, pada umumnya saat orang berbuat jahat kepada kita, kita membalasnya dengan kejahatan juga.
Kadangkala kejahatan sehasta dibalas dengan keburukan beberapa hasta.
Contohnya, kita difitnah mencuri uang pejabat. Lalu, tindakan kita adalah membalas keburukannya dengan cara menyebarkan keburukan diri orang itu.
Tentunya kita belum merasa puas. Kita pun berteriak memarahi orang itu, ditambah keinginan memukul, menendang, ataupun tindakan lain yang lebih ekstrem.
Jujur pada diri sendiri. Kita sering tidak sadar pembalasan kita sudah melampaui batas. Kita membalas keburukan dengan cara yang lebih buruk.
Sekali kita dimarahi, kita membalas dengan berkali – kali memarahi. Sekali kita ditampar, kita membalasnya dengan menampar berkali – kali.
Rasanya, kita masih juga belum puas. Kita ingin menamparnya lagi, kita ingin menyakitinya dengan cara yang lebih sakit dan lebih sakit lagi.
Membalas keburukan dengan keburukan adalah kehinaan atas kehinaan.
Perkara yang mendasari perkara itu adalah dendam dan bukan menegakkan keadilan.
Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, Tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia dihadapan manusia lain dan di hadapan Allah. 

Bersabar, bersabar dan bersabarlah..

Percayalah setiap apa yang berlaku pasti ada hikmah yang ingin Allah tunjukkan kepada kita.
Hendaknya sabar dan yakin bahawa semua itu akan datang pada kita, tepat pada masanya.
“Apabila kamu membalas kejahatan, kamu perlu membalas kejahatan yang sama seperti yang ditimpakan kepada kamu dan apabila kamu bersabar, tindakan yang demikian itu adalah lebih baik untuk orang yang bersabar”  [ An-Nahl ayat 126 ]

Sumber :  akuislam.com

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih atas pencerahannya..sangat bermanfaat sekali..Alhamdulillah

Nazahraamani mengatakan...

Sama sama kakak. Semoga bermanfaat.