RS dr Oen Kandang Sapi Surakarta, nostalgia ku 16 tahun silam

Ngomong-ngomong tentang asuransi, kok jadi inget masa lalu saat rawat inap di RS.dr.Oen Kandang Sapi Surakarta.

Bagaimana ya keadaan RS.dr.Oen Kandang Sapi Surakarta saat ini. Saya masih inget logonya "teduh untuk sembuh".



Jadi pengen cerita 16 tahun silam (2003) saat saya dalam perawatan inap di sini. Aku mampir ke rumah sakit ini bada isya, lewat jalur IGD. Dianter teman-teman kost Wisma Herdita, pake taxi. Jujur aja saat itu akhir bulan dan kita lagi ga ada uang. Sebelum berangkat, teman-teman rembukan patungan mo nyumbang berapa untuk taxi dan lain-lain. Herannya mereka sama sekali tidak melibatkan ku untuk hal ini. Saat itu demam ku tinggi, lemas dan pusing. Aku sudah pasrah ketika mereka memaksaku untuk diantar ke rumah sakit. Walaupun sudah beberapa kali kutolak, ku jawab "nanti juga demamnya reda sendiri, aku mo bobo, jangan berisik ya". Eh mereka udah pesen taxi dan membangunkanku sambil bersiap memapahku jalan menuju taxi. Ok. Aku pasrah. Sampe rumah sakit keringat ku bercucuran, tidak bisa disembunyikan rasa cemasku, cemas ketemu tim medis, cemas ngeliat jarum suntik yang saat itu menusuk pasien di sebelah ranjang IGD ku. Aduh hatiku ga karuan. Aku pesen ke temanku, "mintain obat turun panas aja ya, trus antar aku pulang." Temanku cuma mengiyakan. Mengambil KTP dan KTM dari dompetku sebagai jaminan rumah sakit. Aduh malunya, isi dompet ku saat itu lagi sekarat.

Tiba-tiba petugas medis mengambil sampel darah tanpa izin, dengan jarum yang runcing menembus kulitku, rasanya aku pengen kabur, tapi apa daya, untuk bangkit dari ranjang pun aku tidak sanggup. Beberapa menit kemudian aku diantar ke kamar rawat inap. Aku marah pada teman kost ku karena pesanku tidak dihiraukan. Infuspun dipasang di tanganku. Yaa Allah, jarum-jarum itu satu persatu menembus kulitku. Aku lirih. Ingin menjerit. Ingin kabur. Tapi tidak sanggup. Perlahan mataku terpejam tidak sanggup menahan kantuk, yang mungkin masuk lewat bius dari infus ini.

Esok paginya dokter datang didampingi suster nya yang membawa tes darah. Positif DBD dan gejala Typus.

Namun senyum ramah dokter dan suster meruntuhkan rasa cemasku, menyapa tulus dari hati. Dan aku tak kuasa menolaknya. Kubalas dengan senyum juga. Adem ketemu mereka.

Di tengah kota Solo yang panas, di rumah sakit ini malah terasa adem. Kenapa ya?? Saya tidak tahu.

Para tim medis pun seperti benar-benar dilatih manner, sebelum terjun ke sini.

Setiap hari perawat menyapaku ramah dan datang membawakan air hangat untuk mandi pasien, dan menawarkan memandikan, sehari 2x yaitu subuh dan petang. Saya sudah sampaikan tidak, namun saya akhirnya memaklumi bahwa hal tersebut adalah bagian dari SOP mereka. Saya memilih mandi dibantu teman saya ukhti Very Susanawati, ukhti Maria Ulfa, ukhti Trisrina, mba Tatit, Mba Umi (jazakillah khoir, semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali ke Jannah-Nya. Aamiin. Kangen banget sama kalian, sampe netes air mata ini klo inget masa-masa itu). Dengan kelembutan kalian belai aku, dan mendoakan kesembuhan, dan saling mengingatkan sholat. Sungguh indah kenangan itu.

Beberapa jam kemudian sarapan diantar kamar inap. Dimana-mana namanya pasien itu ga doyan makan, saya malah sebaliknya. Cocok banget ama kuliner rumah sakit ini. Siapa ya master chief nya? ahli gizinya kok bisa klik dengan saya, hahaha...

Selang beberapa jam snak dan susu datang. Langsung saya lahap habis. Rasanya masih tetap lapar, sempat juga tanya ke suster boleh ga minta porsi double, hahaha.... Eh suster cuma jawab senyuman.

Akhirnya tak terasa seminggu saya disini, ibuku datang menjemput dan aku pulang ke Cirebon.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada tim medis RS dr Oen Kandang Sapi Surakarta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah melayani dengan hati yang tulus dan senyum yang lembut.

Jazakillah khoir untuk teman-teman Kost Wisma Herdita yang sudah maksa aku ke RS walaupun dengan keterbatasan yang ada. Love u all.

Jazakillah khoir teman-teman kampus FE UNS yang terpanggil turut merawatku selama di rumah sakit. Ukhti Maria Ulfa, ukhti Very Susanawati, ukhti Tisrina, Mb Tatit, mb Umi dkk. Perjalanan ukhuwah ini begitu indah. Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali ke Jannah-Nya. Aamiin.

Ibuku... yang ditengah duka, kau tetap berusaha tersenyum menghiburku.

Yaa Allah ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami. Masih terbayang air mata ibu yang mengalir dalam rintihan dan doanya di sepertiga malam terakhir, mendoakan kebahagiaan kami anak-anaknya. Sayangilah kedua orang tua kami, sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kecil.

Yaa Allah muliakanlah mereka, tiada kami bisa membalas tangis ibu dan keringat bapak. 

Aamiin...

Baca juga:




Tidak ada komentar: