Dokter dan Pasien (2)

Sebagai seorang pasien, apa yang dikatakan doktermu yang membuatmu ingin beralih ke dokter lain?

Saat itu kami pergi ke dokter kandungan, kami berencana untuk program anak ketiga. Usia saya dan suami 37.
Ketika suster mempersilakan kami masuk, kami menceritakan maksud kami. 
Bahwa saat kami merencanakan kehamilan ketiga, bidan yang menangani kami menyampaikan bahwa ada sedikit masalah di rahim saya dan menganjurkan kami konsul ke dokter kandungan.

Tak diduga tak disangka jawaban dokter membuat kami terhenyak.
"Yang penting ibu sehat dulu. Pikirkan usia ibu yang hampir kepala empat, dan jarak kelahiran anak-anak yang terlalu jauh."
Tanpa menatap dan tanpa empati sama sekali.

Ogah saya datang lagi menemuinya.

Kepala rasa berputar klo inget jawabannya yang begitu menusuk hati.

Dokter, andai kau tahu. Tidak semua pasien siap mendengar jawaban terpahit sekali pun. 
Dengan kondisi terburuk sekalipun, berusahalah menyampaikan dengan empati.
Andai kau tahu hanya dengan sugesti positif kepada pasien terkadang lebih manjur dibanding resep yang kau tulis disecarik kertas.

Semoga suatu hari Allah membuka pintu hatimu dan lebih peka dan empati pada para pasien yang membutuhkan senyum, dukungan dan sugesti positif dari mu.

Tidak ada komentar: